Makna Visual Bobby Kertanegara dalam Konteks Kepresidenan

Penulis: Dr. Guguh Sujatmiko, Dosen Desain dan Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Surabaya

S1: Desain Komunikasi Visual, ITS Surabaya (Character Design-Story Book)

S2: Magister Desain, ITB bandung (Character Design-Game Design Analysis)

S3: Doktor Seni (Character Design-Game Interaction)

 

Kenalan dengan ”First Cat” Indonesia, Bobby Kertanegara Diminta Jadi Presiden Kucing - Jawa Pos

Seekor kucing kampung yang tampak sederhana dan seorang presiden sebuah negara, terdapat paradoks pemaknaan visual yang menarik dalam hubungannya. Antara manusia dan hewan peliharaan, antara seorang presiden dan seekor kucing kampung. Bobby Kertanegara, kucing peliharaan Presiden Prabowo Subianto, adalah simbol visual yang mampu menunjukkan hubungan antara keterbatasan dan kekuasaan, antara kehidupan yang sederhana dengan kedudukan tinggi seorang kepala negara.

Kucing kampung sering kali dikaitkan dengan keterbatasan, kesederhanaan, kekurangan, dan keberadaannya cukup akrab di lingkungan sekitar masyarakat Indonesia (Iskandar,2020). Kucing kampung hidup berdampingan dengan manusia, tanpa perawatan khusus atau perbedaan status. Namun, ketika kucing kampung seperti Bobby Kertanegara menjadi bagian dari kehidupan seorang presiden, ia tak lagi hanya sekadar kucing kampung biasa; Bobby menjadi representasi dari kedekatan seorang pemimpin dengan kesederhanaan.

Roland Barthes memberikan kontribusi besar dalam memahami bagaimana tanda-tanda (sign) bekerja dalam menyampaikan makna. Teori denotasi dan konotasi menjadi salah satu konsep dalam analisis semiotika. Denotasi mengacu pada makna langsung atau literal dari sebuah tanda yang disepakati secara umum oleh masyarakat. Konotasi, di sisi lain merujuk pada makna tambahan yang muncul dari pengalaman, budaya, dan asosiasi pribadi seseorang yang bersifat subjektif dan dapat bervariasi antar individu maupun kelompok. (Sujatmiko, 2020)

Merujuk perspektif semiotika Roland Barthes, Bobby sebagai “tanda” memiliki makna denotatif sebagai seekor kucing kampung. Namun, secara konotatif, kehadirannya bersama seorang pemimpin negara menyiratkan makna yang lebih dalam. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai sederhana tetap memiliki tempat di lingkungan paling elit sekalipun. Ia juga menyiratkan bahwa seorang presiden juga tidak jauh dari kehidupan yang sangat sederhana, keduanya menciptakan paradoks antara kemewahan istana dan kesederhanaan kucing kampung.

Hubungan manusia dengan kucing, terutama dalam budaya masyarakat Indonesia, menunjukkan makna persahabatan, kedekatan, dan kelembutan (Raharja, 2023). Kucing kampung sering dianggap hewan yang mandiri, namun dalam kedekatan dengan pemiliknya, kucing juga menciptakan ikatan emosional yang kuat (Erliza, 2022). Seorang presiden sering kali diasosiasikan dengan ketegasan dan kedisiplinan, menjalin hubungan dengan kucing, muncul simbolisme lain: Bobby menjadi cerminan sisi lembut dan humanis dari seorang tokoh yang biasanya terlihat dalam konteks formal dan profesional.

Menurut Barthes, setiap tanda memiliki mitos tertentu (Barthes, 2012). Dalam kasus ini, Bobby adalah tanda dari mitos kemanusiaan. Masyarakat melihat sisi Presiden Prabowo yang hangat melalui Bobby hal ini tevisualisasi karena interaksinya bersama Bobby menandai nilai tersebut tanpa perlu dikatakan. Di sini, Bobby menjadi “jembatan” simbolik yang menunjukkan paradoks antara ketegasan seorang pemimpin dan kasih sayang yang manusiawi yang ia tunjukkan pada makhluk lain.

Istilah “kampung” bagi banyak orang Indonesia memiliki makna rumah tinggal yang penuh kebersamaan, kehangatan, dan akar budaya yang kuat. Kehadiran Bobby, seekor kucing kampung, di lingkungan seorang presiden yang bergengsi juga menggambarkan bahwa nilai-nilai kesederhanaan, yang berasal dari akar kehidupan masyarakat biasa, tetap diakui dan dihargai di tempat tertinggi sekalipun. Paradoks ini menarik perhatian karena kehadiran Bobby membawa budaya kampung ke lingkungan formal yang biasanya dianggap lebih jauh dari kehidupan sehari-hari masyarakat luas.

Bobby Kertanegara menciptakan serangkaian makna visual dan simbolik karakter yang menyatukan berbagai lapisan paradoks: ia adalah kucing kampung dan bagian dari kehidupan seorang presiden; ia adalah makhluk sederhana yang memperlihatkan kehangatan seorang pemimpin; ia adalah seekor hewan yang memiliki keterbatasan ditengah ketiadabatasan. Dalam kajian semiotika Barthes, setiap unsur visual ini membentuk tanda yang membawa pesan kepada masyarakat bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan kesederhanaan tetap memiliki tempat dalam kehidupan tertinggi. Bobby adalah pengingat bahwa kesederhanaan adalah bagian penting dalam kehidupan.

Referensi:
Barthes, R. (2012). Mythologies. Hill and Wang. (Original work published 1957)
Iskandar, A. A. (2020). DIAGNOSA PENYAKIT PARASIT PADA KUCING MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR ( STUDI KASUS : PUSKEWAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI). 4(2), 126–134.
Raharja, V., & Hadiwono, A. (2023). PENERAPAN KONSEP DESAIN SIMBIOSIS EMPATI-MUTUALISTIK TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN KUCING DALAM ARSITEKTUR. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur, 5(2), 901–916. https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24242
Sujatmiko, G. (2020). Kajian Semiotika Pernikahan Karakter Virtual Hatsune Miku dan Akihiko Kondo. KELUWIH: Jurnal Sains Dan Teknologi, 1(1), 49. https://doi.org/10.24123/saintek.v1i1.2787
Yenni Erliza, & Ayuning Atmasari. (2022). PENGARUH PET ATTACHMENT TERHADAP HAPPINESS PADA PEMILIK HEWAN PELIHARAAN DI KECAMATAN SUMBAWA. Deleted Journal, 5(1), 54–62. https://doi.org/10.36761/jp.v5i1.1597