Memahami Peran Desainer Interaksi
Understanding the Role of the Interaction Designer
Penulis: Brian Kurniawan Jaya, S.Ds., M.A. – Pengajar Desain dan Manajemen Produk & Desain Interaksi FIK UBAYA
Info tentang pengajar FIK UBAYA klik disini
Dari sosial media yang kita gunakan setiap hari, hingga software untuk mengerjakan tugas? Atau perangkat VR untuk bermain, sampai smart home system untuk keamanan rumah? Yup! semua kita gunakan secara interaktif. Lalu siapa yang men-desain itu semua?
From social media that we use every day, to software for working, or VR devices for entertainment, to smart home systems for home security, we all use them interactively. Then who designed it all?
Hal pertama yang dilakukan sebagian besar orang ketika bangun di pagi hari adalah mengecek smartphone, untuk mematikan alarm, sekedar melihat jam, ataupun menelusuri notifikasi yang muncul dari kemarin malam. Meski tidak melihat smartphone sekalipun, sebagian orang lainnya mungkin mampir ke kamar mandi, berolahraga di mesin treadmill atau menikmati secangkir kopi. Dari aktivitas-aktivitas tersebut banyak produk yang sudah kita gunakan mulai dari mengoperasikan smartphone, memencet tombol flush, memilih menu olahraga pada layar mesin treadmill, hingga pengaturan mesin kopi. Tanpa kita sadari penggunaan produk interaktif ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Lalu siapakah yang men-desain produk interaktif tersebut? Untuk lebih memahami peran desainer interaksi, mari memahami dulu apa yang dimaksud dengan Desain interaksi atau Interaction Design.
Menurut website interaction-design.org, Desain Interaksi, atau dapat kita sebut dengan IxD, adalah proses merancang produk interaktif yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan produk dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup desain interface, ergonomi, komunikasi, dan ilmu komputer untuk menciptakan dialog yang efektif antara pengguna dan produk. Desain Interaksi adalah bagian penting dari User Experience Design dan mencakup berbagai aspek seperti estetika, motion, suara, dan ruang. Desain Interaksi berasal dari Human-Computer Interaction (HCI), yang fokus pada merancang interface komputer agar mudah digunakan oleh manusia. Perkembangan teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan komputer, dan sekarang kita memiliki produk interaktif yang melebihi batas layar tradisional.
Desain Interaksi mengintegrasikan lima dimensi penting yang membentuk model pemahaman yang luas. Dimensi pertama (1D) Words berfokus pada elemen kata dan simbol, termasuk teks dan ikon pada antarmuka. Dimensi kedua (2D) Visual Representations mencakup representasi visual, seperti grafis, gambar, dan tata letak. Dimensi ketiga (3D) Physical Objects or Space menyangkut objek fisik dan ruang, seperti perangkat keras dan lingkungan di mana pengguna berinteraksi. Dimensi keempat (4D) Time melibatkan aspek waktu, termasuk pergerakan dan suara yang memberikan umpan balik serta durasi interaksi pengguna dengan produk. Dimensi kelima (5D) Behavior adalah perilaku, yang mencakup cara pengguna berinteraksi dengan produk dan memberikan respon terhadapnya. Ketika kelima dimensi ini digabungkan, mereka membantu menentukan bagaimana produk dapat digunakan secara efektif oleh pengguna. Untuk memahami lebih lanjut tentang pentingnya kelima dimensi ini dalam Desain Interaksi, Anda dapat mengeksplorasi lebih lanjut dalam konsep 5 dimensi Desain Interaksi.
Nah pembahasan tadi adalah pandangan singkat tentang Desain Interaksi, disiplin yang melibatkan ergonomi, psikologi, informatika, teknik, ilmu komputer, dan ilmu sosial, yang sekaligus menjadi kunci dalam menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna dengan produk interaktif. Jika kalian penasaran untuk mendalami desain interaksi, kalian bisa masuk ke jurusan yang ada di FIK yaitu Desain & Manajemen Produk atau Desain Komunikasi Visual. Info lebih lanjut dapat menghubungi kami di WA 0877-4488-2012